Kamis, Februari 6, 2025
BerandaLifestyleInilah yang Perlu Diperhatikan Jika Mengalami Kelainan Telinga Kecil

Inilah yang Perlu Diperhatikan Jika Mengalami Kelainan Telinga Kecil

Panduan.co.id – Pakar Telinga Hidung Tenggorok, Prof Dr dr Mirta H. Reksodiputra, Sp.THT-BKL, Subsp.FPR(K) menyarankan pasien telinga kecil juga orang tua pasien memahami kelainan telinga kecil yang dialami termasuk level pendengarannya.

Mikrotia merujuk Cleveland Clinic merupakan kelainan bawaan pada telinga luar. Kelainan ini dapat berkisar dari masalah struktural ringan hingga telinga luar yang tak terbentuk sama sekali.

Jika disertai dengan hilangnya saluran telinga, hal ini juga dapat menyebabkan masalah pendengaran dan kesulitan dalam membedakan dari arah mana suara berasal.

Mikrotia biasanya menyerang satu telinga namun bisa juga terjadi pada kedua telinga. Kondisi ini biasanya terjadi karena perkembangan telinga yang tidak normal selama trimester pertama kehamilan.

Sementara untuk pasien mikrotia (telinga kecil) dan orangtua, harus mengetahui terlebih dahulu kelainan yang penting level pendengaran. Selain itu, alat untuk membantu bisa mendengar, mengoptimalkan pendengaran.

Baca Juga: Hai Ladies, Mau Tampil Menawan Tanpa Menyiksa Badan? Ikuti 5 Tips Ini!

Selanjutnya, mengetahui tahapan-tahapan misalnya waktu terbaik pasien mikrotia harus dioperasi dan kesulitan yang mengganggu proses operasi.

Operasi rekonstruksi daun telinga biasanya berlangsung dua tahap. Tahap pertama yakni membuat rangka daun telinga yang dimulai dari pengambilan tulang rawan iga. Setelah itu tulang rawan dibentuk menyerupai bentukan lekukan daun telinga untuk nanti ditanam pada posisi yang tepat.

Tahap kedua, setelah memastikan tidak ada infeksi maka mengangkat ke atas agar daun telinga buatan bisa berdiri. Biasanya ini dilakukan minimal tiga bulan usai implan dipasang.

Daun telinga sendiri merupakan salah satu organ tubuh pada wajah yang tidak menempel demikian rupa, tapi mempunyai jarak tersendiri. Jadi tahap kedua, setelah ditanam dan diyakinkan iga dalam kondisi baik, tidak ada infeksi, baru diangkat ke atas atau bisa berdiri, inilah yang disebut sebagai tahap elevasi.

Sedangkan khusus pasien mikrotia anak, perlu mendapat semangat dan dukungan dari orang-orang sekitarnya agar kondisinya tidak menjadi masalah bagi dia di kemudian hari.

Terutama anak prasekolah dasar yang belum mengerti bagaimana merespons kelainan bawaan dari temannya. Hal itu yang harus diedukasi, tidak hanya ke anak tetapi juga para guru supaya bisa memberi edukasi pada murid-muridnya. (ant/jey)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments