Home Artikel Ibu Hamil Risiko Jadi Pasien Hipertensi Paru

Ibu Hamil Risiko Jadi Pasien Hipertensi Paru

0
ILUSTRASI: Hipertensi Paru. (Dok. Freepik by @mamewmy)
ILUSTRASI: Hipertensi Paru. (Dok. Freepik by @mamewmy)

Panduan.co.id – Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Subspesialis Pencegahan dan Rehabilitasi Kardiovaskular Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) dr. dr. Hary Sakti Muliawan, Ph.D., Sp.JP, Subsp.PRKv.(K) mengatakan bahwa ibu hamil menjadi pasien yang berisiko terkena hipertensi paru.

“Ibu hamil itu memiliki risiko menjadi pasien hipertensi paru biasanya karena gumpalan darah yang bisa terjadi pascapersalinan,” kata dokter yang juga Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia itu dalam konferensi pers.

Selain itu, lanjut dokter yang juga anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia itu mengatakan bahwa ibu hamil memang kerap merasa sesak napas pada trimester tertentu, namun kondisi ini bila berlanjut hingga setelah melahirkan maka sebaiknya melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung atau paru.

Wanita diakuinya menjadi pasien yang kerap menjadi pasien hipertensi paru, selain karena faktor genetik seperti penyakit jantung bawaan, penyakit autoimun, gangguan pada paru, namun juga berkaitan dengan faktor hormonal.

Baca Juga: Inilah Peran Penting Protein pada Makanan

Perubahan yang terjadi pada wanita hamil, kata dia memicu imunitas sehingga terjadi hipertensi paru atau hipertensi pulmonal. Ia menambahkan bahwa wanita menjadi kaum yang lebih lemah secara genetik terhadap gangguan imun sehingga selaras dengan gangguan autoimun.

“Makanya pada populasi autoimun, seperti lupus itu pun sama wanita lebih banyak dibandingkan laki-laki” katanya.

Lebih lanjut, pascamelahirkan, wanita mengalami perubahan struktur jantung yang menyebabkan peningkatan gumpalan darah atau darah mengental, menyumbat aliran darah paru yang akhirnya menjadi penyebab umum hipertensi paru.

Hipertensi paru merupakan gangguan berupa tekanan darah tinggi yang terjadi pada pembuluh darah atau arteri paru yang menyebabkan jantung kanan bekerja lebih keras untuk memompa darah ke paru-paru.

Gangguan ini menyebabkan penyumbatan, penyempitan hingga merusak pembuluh darah paru yang pada akhirnya membuat pasien menjadi sesak napas, nyeri dada, kelelahan usai beraktivitas ringan hingga pusing. (ant/jey)

Exit mobile version