Minggu, Oktober 5, 2025
BerandaOpiniMenyalakan Lentera, Memberantas Buta Aksara

Menyalakan Lentera, Memberantas Buta Aksara

Menyalakan Lentera, Memberantas Buta Aksara
Oleh : Rudy Ermawan
Penyuluh Agama Islam (KUA Tanjung Pandan)

Membaca Al-qur’an adalah ibadah penting yang hukumnya wajib bagi seorang muslim, sebagaimana dijelaskan dalam Al-qur’an surat Al ‘Alaq ayat 1 dan 3 yang memerintahkan Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Nabi Muhammad SAW juga bersabda, Bacalah Al-qur’an, maka sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya.

Kemampuan membaca merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan manusia, terutama di era globalisasi saat sekarang ini. Seseorang butuh untuk bisa membaca guna memperoleh informasi. Semua orang dituntut untuk bisa membaca, terutama membaca Al-qur’an bagi umat Islam. Pembelajaran Al-qur’an merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan ditumbuh kembangkan bagi setiap individu muslim, karena terkait langsung

dengan ibadah ritual seperti sholat, haji dan berdo’a. Inilah yang menjadi argumentasi mendasar ditetapkannya keterampilan membaca sebagai prioritas pertama dan utama dalam pendidikan Islam.

Namun, masih banyak masyarakat muslim yang mengalami buta aksara Al-qur’an. Berdasarkan data dari BAZNAS, pada tahun 2024 tingkat buta aksara Al-qur’an di Bangka Belitung mencapai sekitar 46% dari jumlah penduduk. Data ini menunjukkan bahwa masalah ini menjadi tantangan yang perlu diatasi.

Baca Juga: Harmoni Kerukunan Umat di Tanah Serumpun Sebalai

Buta aksara Al-qur’an adalah kondisi tidak bisa membaca teks Arab dari Al-qur’an, bukan sekedar tidak tahu isinya. Penyebab buta aksara Al-quran di Bangka Belitung, dan daerah lain, umumnya karena  kurangnya motivasi, lingkungan yang kurang mendukung, kemiskinan, putus sekolah, keterbatasan akses pendidikan yang berkualitas, serta kondisi geografis yang sulit, yang menghambat kemampuan individu dalam membaca dan menulis Al-qur’an.

Program Pengentasan Buta Aksara Al-qur’an merupakan salah satu program unggulan yang telah dicanangkan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sejak tahun 2004 yang lalu. Program ini terkait dengan visi Pendidikan Pemerintah Provinsi Kepulauan Kepulauan Bangka Belitung, terwujudnya sumber daya manusia yang cerdas mandiri kompetitif, berbudaya, berwawasan global dilandasi iman dan taqwa.

Menyalakan Lentera Pengabdian

Sebagai penyuluh agama islam, penulis dituntut untuk dapat mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada. Jalan pengabdian seorang penyuluh agama islam adalah jalan pelayanan yang tulus dalam membina masyarakat serta menjadi jembatan antara pemerintah dengan masyarakat dalam hal ini mengajarkan membaca Al-qur’an.

Baca Juga: Mampukah Zakat Memutus Rantai Kemiskinan?

Pulau Belitung memiliki beberapa pulau kecil yang terpisah dari Pulau Belitung sendiri, hal ini menjadikan tantangan yang lebih besar bagi para penyuluh agama islam untuk mewujudkan visi misi pemberantasan buta aksara Al-qur’an.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era sekarang ini dapat menjadi salah satu upaya penyuluh agama islam dalam pemberantasan buta aksara Al-quran. Beberapa upaya pemberantasan buta aksara Al-qur’an yang dapat dilakukan dengan membuat aplikasi belajar Al-qur’an interaktif dilengkapi audio tajwid, pembelajaran e-learning dan kelas online melalui zoom dan google meet, pemanfaatan AI dan voice recognition, teknologi yang mendeteksi kesalahan bacaan dan memberikan koreksi langsung, serta metode BCM (Bermain, Cerita dan Menyanyi).

Metode Pembelajaran yang dikembangkan di atas diharapkan dapat memberi secercah cahaya lentera yang dapat membawa masyarakat buta aksara Al-quran dari kegelapan menuju cahaya terang. Upaya ini juga diharapkan mampu memberantas buta aksara Al-qur’an di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara efektif dan efisien dan menciptakan generasi Qur’ani yang gemilang menuju Indonesia Emas 2045.

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments