Merdeka Secara Dompet
Oleh : Mahyarudin Nasution
Penyuluh Agama KUA, Kecamatan Gunung Maligas
Merdeka secara “dompet” secara umum mengacu pada kebebasan finansial atau kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa tergantung pada pihak lain, tanpa utang berlebihan, dan dengan pengelolaan uang yang sehat. Sehingga permasalahan- permasalahan kemiskinan satu persatu akan terpecahkan.
Membangun ekonomi ummat secara praktis berarti menciptakan sistem dan aktivitas ekonomi yang mampu memberdayakan masyarakat (umat), khususnya kaum Muslimin, agar mandiri secara finansial, adil, dan berkelanjutan, dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam. Berikut adalah langkah-langkah praktis dan aplikatif yang bisa dilakukan secara individu, komunitas, atau organisasi.
Baca Juga: Honestas di Kantin Madrasah oleh Khairul Fahmi S, SH. I, M.Ag.
Gaya Hidup Produktif, banyak orang terjebak dalam pola konsumsi berlebihan demi gengsi, mengikuti tren, atau tekanan sosial. Pengeluaran lebih besar dari pemasukan menghambat pencapaian kebebasan finansial. Memiliki Perencanaan Keuangan. Kurangnya literasi keuangan menyebabkan banyak orang tidak memiliki anggaran, tabungan, atau investasi.Hidup dari gaji ke gaji tanpa dana darurat atau rencana masa depan.
Jangan pernah menghutangkan, tapi memberi. Ini sejalan dengan ajaran Islam untuk menganjurkan shadaqah dan tidak membebani orang lain dengan hutang, jika memang mereka tidak mau membayar, Hindari memberi hutang dan lebih memilih memberi langsung. shadaqah adalah prinsip yang luhur, apabila tetap kita memaksakan meminta hutang tersebut berpotensi memutuskan silaturrahmi juga bisa menimbulkan konflik atau beban moral berkepanjangan.
Tidak Tergantung pada Utang Konsumtif. Utang kartu kredit, cicilan tanpa perencanaan, atau pinjaman online berbunga tinggi memperburuk kondisi keuangan. Utang menjadi beban yang menyulitkan untuk mencapai kemerdekaan finansial. Menambah Pendapatan. Penghasilan minim, tidak seimbang dengan kebutuhan hidup, menyebabkan sulitnya menabung atau berinvestasi.
Meningkatkan Edukasi dan Literasi Finansial Tidak semua orang mendapat pendidikan keuangan dasar seperti cara mengatur anggaran, menabung, berinvestasi, dan mengelola utang. Banyak yang tertipu investasi bodong karena kurangnya pengetahuan. Menekan Biaya Hidup yang Terus Meningkat. Kenaikan harga kebutuhan pokok, biaya pendidikan, dan kesehatan menambah tekanan finansial. Meskipun penghasilan naik, daya beli belum tentu ikut naik.
Baca Juga: Presiden Donald Trump Tuding Trudeau Hancurkan Kanada
Tekanan Sosial dan Budaya. Ekspektasi keluarga atau masyarakat bisa mendorong seseorang membuat keputusan finansial yang buruk, seperti resepsi mewah, membeli rumah/kendaraan demi status, Selain dari itu, dampak kolonialisme juga menyebabkan ketimpangan ekonomi. Ia mencatat bahwa penjajahan bukan hanya merebut kekayaan alam, tapi juga melemahkan kemandirian ekonomi rakyat, terutama kaum pribumi Muslim, sehingga dampak Kemiskinan semakin brtambah seperti:
Keterbatasan Akses terhadap Pendidikan, Kesehatan yang Buruk, Pekerjaan Tidak Layak, Peningkatan Ketidaksetaraan Sosial, Perceraian angka Usia Muda, Tingkat Kejahatan yang Lebih Tinggi, Stres dan Masalah Mental, Keterbatasan dalam Mobilitas Sosial, Pengaruh pada Hubungan Sosial dan Keluarga dan berbagai masalah lainnya akan menyusul.
Oleh Karenanya Kemandirian ekonomi sebagai bagian dari dakwah dan Jihat. Umat Islam harus menguasai sektor ekonomi agar bisa berdiri sejajar dan tidak menjadi beban bagi bangsa atau agama lain.