Home News Arab Saudi, Mesir, Yordania dan UEA Bahas Dukungan Arab untuk Palestina

Arab Saudi, Mesir, Yordania dan UEA Bahas Dukungan Arab untuk Palestina

0
Ilustrasi - Warga Gaza saat antre air bersih di kamp pengungsian. (Dok. Istimewa)
Ilustrasi - Warga Gaza saat antre air bersih di kamp pengungsian. (Dok. Istimewa)

Istanbul, Panduan.co.id – Para menteri luar negeri Arab Saudi, Mesir, Qatar, Yordania, dan Uni Emirat Arab (UEA) mengadakan pertemuan pada Rabu, 12 Maret 2025 di Qatar untuk membahas dukungan dunia Arab bagi rakyat Palestina.

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hussein Al-Sheikh, dengan tujuan “Mengkoordinasikan upaya terkait perkembangan isu Palestina,” menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir.

Diskusi difokuskan pada “cara menyelaraskan sikap dunia Arab” serta meninjau hasil KTT darurat Arab di Kairo dan pertemuan luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah terkait dukungan bagi Palestina.

Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa pertemuan tersebut juga membahas “strategi untuk mendorong dan mengamankan pendanaan bagi rencana pemulihan awal dan rekonstruksi Gaza yang didukung oleh negara-negara Arab dan Islam.”

Baca Juga: Polisi Selidiki Kasus Food Vlogger Codeblu terkait Pelanggaran UU ITE

Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri Mesir mengungkapkan bahwa “Qatar menjadi tuan rumah pertemuan yang mempertemukan sejumlah menteri luar negeri Arab, dengan partisipasi Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, guna membahas perkembangan di Jalur Gaza dan kawasan.”

Para menteri luar negeri Arab memaparkan rencana rekonstruksi Gaza yang telah disepakati dalam KTT Arab di Kairo pada awal Maret, menurut pernyataan kementerian itu.

Mereka juga sepakat dengan utusan AS untuk “melanjutkan konsultasi dan koordinasi mengenai rencana itu sebagai dasar bagi upaya rekonstruksi di Gaza.”

Para diplomat Arab menegaskan “pentingnya mewujudkan gencatan senjata di Gaza dan wilayah Palestina yang diduduki, serta perlunya upaya nyata untuk mencapai perdamaian yang adil dan menyeluruh berdasarkan solusi dua negara, guna memastikan terpenuhinya aspirasi rakyat Palestina untuk meraih kebebasan dan kemerdekaan.”

Mereka juga menegaskan kembali “komitmen untuk terus berdialog guna memperkuat gencatan senjata serta bekerja sama dalam menciptakan keamanan, stabilitas, dan perdamaian di kawasan melalui peningkatan upaya diplomatik dan koordinasi dengan berbagai pihak regional dan internasional.”

Baca Juga: Sri Mulyani Alokasikan Rp 49,4 Triliun untuk THR ASN 2025

KTT Arab dan pertemuan OKI telah menyetujui rencana komprehensif untuk membangun kembali Gaza tanpa menggusur penduduk Palestina. Rencana tersebut diperkirakan memakan waktu lima tahun dengan total anggaran sekitar 53 miliar dolar AS (sekitar Rp871,1 triliun).

Usulan Arab itu muncul setelah rencana Presiden AS saat itu, Donald Trump, untuk “mengambil alih” Gaza dan merelokasi warga Palestina guna mengembangkan wilayah itu menjadi destinasi wisata. Ide tersebut ditolak oleh dunia Arab dan banyak negara lain yang menyebutnya sebagai bentuk pembersihan etnis.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 48.500 orang — sebagian besar perempuan dan anak-anak — tewas dalam serangan brutal Israel di Gaza. Serangan itu sempat dihentikan sementara setelah kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang mulai berlaku pada Januari.

Pada November, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan kepala pertahanan, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Selain itu, Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkannya di wilayah tersebut. (ant/jey)

Exit mobile version