Mexico City, Panduan.co.id – Sejumlah negara seperti Australia, Selandia Baru, Brasil, Meksiko, dan Venezuela ikut mengecam serangan angkatan bersenjata Israel (IDF) terhadap sebuah kamp pengungsi Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza, yang menewaskan sedikitnya 40 orang.
Kementerian Luar Negeri Brasil dalam pernyataannya pada Senin, 27 Mei 2024 mengemukakan bahwa Pemerintah Brazil mengutuk tindakan lanjutan IDF terhadap wilayah di mana penduduk sipil Gaza terkonsentrasi.
“Sebab tindakan tersebut merupakan pelanggaran sistematis terhadap penduduk sipil, hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional, serta pengabaian yang mencolok terhadap tindakan sementara yang disetujui beberapa hari lalu oleh Mahkamah Internasional,” demikian dalam pernyataan tersebut.
Sementara, Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong dan Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters, mengutarakan pesan yang sama dalam pernyataannya di media sosial X.
Baca Juga: Presiden Jokowi Launching GovTech Indonesia INA Digital
Wong mengatakan serangan Israel mempunyai konsekuensi yang mengerikan dan tidak dapat diterima.
Di sisi lain, Peters menulis Israel harus mendengarkan permohonan dari komunitas internasional dan Mahkamah Internasional.
Kementerian Luar Negeri Meksiko juga menyerukan gencatan senjata seperti yang diperintahkan oleh Mahkamah Internasional, serta penyelesaian politik dan bantuan kemanusiaan.
Sementara itu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro, dalam siaran “Con Maduro +” menyebut Netanyahu sebagai “Herodes zaman modern”, yang mengebom anak-anak Muslim, anak-anak Kristen, bertindak tanpa mempedulikan Mahkamah Internasional.
Hal tersebut dilatarbelakangi tindakan Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional Karim Khan, yang mengajukan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, serta para pemimpin gerakan Palestina Hamas atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Baca Juga: Israel Perluas Serangan di Rafah, Upayakan Isolasi Gaza dari Mesir
Pada Jumat, 24 Mei 2024 Mahkamah Internasional memerintahkan Israel untuk menghentikan operasi militernya di Rafah.
Kemudian pada Minggu, 26 Mei 2024, Israel menyerang sebuah kamp di timur laut Rafah. Dinas pertahanan sipil Palestina mengatakan sedikitnya 40 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Selanjutnya pada Senin, 27 Mei 2024, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan itu sebagai insiden tragis, dan mengatakan penyelidikan sedang dilakukan. (ant/jey)