Jakarta, Panduan.co.id – Duta Besar Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Riyad Mansour menyatakan bahwa usai resolusi terkait gencatan senjata di Jalur Gaza disahkan Dewan Keamanan PBB (DK PBB), Israel harus dapat membuktikan bahwa mereka akan mematuhi resolusi itu.
Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) nomor 2735 tahun 2024 yang disahkan pada Senin (10/6) itu didukung oleh 14 negara anggota DK PBB, termasuk Amerika Serikat sebagai negara pengusul. Sementara, Rusia menyatakan abstain.
“Sekarang, bebannya ada di pihak Israel untuk menerapkan resolusi ini dan melaksanakan gencatan senjata segera, serta untuk melakukan pertukaran (sandera), termasuk pembebasan tahanan Palestina di Israel,” ucap Mansour dalam pernyataannya di media sosial X, sebagaimana dipantau di Jakarta pada Selasa, 11 Juni 2024.
Mansour mengatakan, resolusi tersebut sesuai dengan aspirasi rakyat Palestina yang menginginkan gencatan senjata permanen di Jalur Gaza segera dilaksanakan dan agresi Israel berakhir.
Baca Juga: Jokowi Ungkap Keppres Tentang IKN Bisa Ditandatangani Presiden Terpilih
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa rakyat Palestina bersatu untuk mendukung penerapan penuh resolusi DK PBB tersebut.
“Kami hendak melihat pembunuhan terhadap rakyat Palestina berakhir,” ucap dia.
Sementara itu, Mansour menegaskan bahwa pihaknya senantiasa mendorong keadilan dan akuntabilitas terhadap kejahatan perang di Jalur Gaza melalui jalur hukum internasional, termasuk untuk pelaku pembantaian di kamp pengungsi Nuseirat, Sabtu (8/6) lalu.
Ia juga mengatakan, pihaknya akan terus berjuang di Dewan Keamanan, Majelis Umum, ataupun Dewan HAM PBB, untuk mewujudkan keadilan dan menghentikan kejahatan terhadap rakyat Palestina.
Resolusi DK PBB tersebut disahkan di tengah agresi Israel ke Jalur Gaza yang tak kunjung berhenti sejak Oktober 2023. Serangan Israel itu telah menewaskan lebih dari 36.600 warga sipil, yang sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 83.000 jiwa.
Menurut PBB, agresi Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terusir dari tempat tinggal mereka, 60 persen infrastruktur di Gaza rusak dan hancur, serta menyebabkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah. (ant/jey)