Kamis, Februari 6, 2025
BerandaPeristiwaChina Tanggapi Panama yang Ingin Akhiri Belt and Road Initiative

China Tanggapi Panama yang Ingin Akhiri Belt and Road Initiative

Beijing, Panduan.co.id – Pemerintah China menanggapi pernyataan Presiden Panama Jose Raul Mulino yang tidak akan memperbaharui/mengakhiri Prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) pasca kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio ke negara tersebut.

“Kerja sama antara China dan Panama dalam kerangka ‘Belt and Road Initiative’ berjalan normal dan telah mencapai hasil yang bermanfaat. Kami berharap pihak terkait akan memperkuat kepercayaan, menolak gangguan eksternal dan membuat keputusan yang tepat,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Rabu, 5 Februari 2025.

Presiden Panama Jose Raul Mulino mengatakan pihaknya tidak akan memperbarui nota kesepahaman tahun 2017 yang menyatakan bergabung dengan “Belt and Road Initiative” yaitu inisiatif pembangunan infrastruktur luar negeri China.

Baca Juga: Jokowi Hadiri Kampanye Terbuka Pasangan Luthfi-Yasin

Mulino juga menyebutkan Panama akan berupaya bekerja sama dengan AS untuk investasi baru, termasuk proyek infrastruktur.

Hal tersebut disampaikan Presiden Mulino saat kunjungan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada Minggu, 2 Februari 2025 yang menyampaikan pesan dari Presiden Donald Trump bahwa kehadiran China melalui perusahaan yang berbasis di Hong Kong yang mengoperasikan dua pelabuhan di dekat pintu masuk Terusan Panama merupakan ancaman bagi jalur air tersebut dan pelanggaran perjanjian AS-Panama.

Baca Juga: 100 Hari Prabowo Tunjukkan Komitmen dalam Pengendalian Inflasi

Rubio menegaskan bahwa status quo tersebut tidak dapat diterima dan bahwa jika tidak ada perubahan segera, AS harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak-haknya berdasarkan Perjanjian AS-Panama.

“Panama perlu tetap mengingat hubungan bilateral secara keseluruhan dan kepentingan jangka panjang masyarakat kedua negara,” ungkap Lin Jian.

AS, ungkap Lin Jian, telah membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab tentang masalah Terusan Panama.

Baca Juga: Presiden Prabowo Telepon CEO Nvidia Bahas Pengembangan AI

“Dengan sengaja mendistorsi, menyerang, dan salah mengartikan kerja sama yang relevan. China dengan tegas menentangnya dan melakukan tindakan tegas terhadap pihak AS,” tambah Lin Jian.


Sejak “Belt and Road Initiative” dilincurkan pada 2013, Lin Jian mengatakan area dan cakupan kerja samanya terus berkembang dan telah menjadi barang publik internasional yang populer serta wadah kerja sama internasional dengan partisipasi yang luas.

“Selama satu dekade terakhir dan lebih banyak lagi kerja sama ‘Belt and Road Initiative’, para pihak telah menjunjung tinggi semangat Jalur Sutra berupa perdamaian dan kerja sama, keterbukaan dan inklusivitas, pembelajaran bersama dan saling menguntungkan, berkontribusi untuk meningkatkan persahabatan dan mempromosikan kemajuan ekonomi dan sosial negara-negara terkait. Hal itu disambut baik oleh negara-negara dan masyarakat,” jelas Lin Jian.

Terkait dengan beroperasinya perusahaan asal Hong Kong di sekitar Terusan Panama, ungkap Lin Jian, disebabkan karena lokasi tersebut adalah tujuan populer untuk investasi internasional dan telah dikenal karena aturan hukumnya yang kuat dan lingkungan bisnis yang transparan.

“Kami yakin Panama akan menyediakan lingkungan yang adil dan setara bagi perusahaan dari semua negara dan kawasan, termasuk Daerah Administratif Khusus Hong Kong,” kata Lin Jian.

Setelah kembali menjabat sebagai Presiden AS, Donald Trump mengancam akan mengambil alih Terusan Panama, yang dibangun AS pada awal abad ke-20 dan dikembalikan kepada Panama pada 1977, berdasarkan satu perjanjian.

Perjanjian itu memungkinkan AS untuk campur tangan secara militer jika operasi jalur air itu terganggu oleh konflik internal atau kekuatan asing.

Hasil dari pertemuan Menlu Rubio dengan Presiden Panama Jose Raul Mulino itu, disebutkan Panama sedang melakukan audit terhadap sebuah perusahaan yang terkait dengan China yaitu Panama Ports Company, anak perusahaan CK Hutchison Holdings yang berkantor pusat di Hong Kong sebagai dua terminal di sekitar kanal tersebut.

Baca Juga: Prabowo Minta PPDB Zonasi Dikaji Mendalam Sebelum Keputusan Final

Panama Ports Company mengoperasikan dua pelabuhan yang hanya memuat dan menurunkan peti kemas ke kapal dan memasok bahan bakar kepada mereka. Tiga pelabuhan lain di sekitar kanal pun dioperasikan oleh perusahaan pesaing yang menyediakan layanan serupa.

Kontrak tersebut telah menjadi sasaran anggota parlemen dan pemerintah AS sebagai contoh ekspansi China di Panama, yang mereka klaim bertentangan dengan perjanjian netralitas yang ditandatangani AS-Panama pada 1977.

Pemerintah Panama telah membantah tuduhan hal itu karena pelabuhan tersebut bukan bagian dari operasi terusan. Terusan Panama juga dioperasikan oleh Otoritas Terusan Panama, sebuah badan otonom yang diawasi oleh pemerintah Panama. (ant/jey)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments