Panduan.co.id – Keberadaan gawai sudah sulit dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Kini semua orang memiliki gawai baik itu orang tua, anak muda, hingga anak-anak sekalipun.
Terlalu sering menggunakan gawai secara tidak sadar telah merubah tatanan hidup manusia sebelumnya. Sekilas gawai memang terlihat memudahkan pekerjaan manusia, namun siapa sangka punya dampak yang luar biasa bagi kesehatan mental penggunanya jika sudah kecanduan.
Bahaya kecanduan gawai kini telah mendapat perhatian banyak kalangan. Mayoritas penelitian mengklaim bahwa teknologi berdampak buruk terutama pada anak-anak. Adapun beberapa bahaya kecanduan gawai sebagai berikut:
- Sulit Memusatkan Perhatian
Gangguan kesehatan mental, seperti kesulitan memusatkan perhatian, juga menjadi isu yang akrab dengan gawai. Penggunanya sering mengalami susah fokus, sulit berperilaku sesuai situasi dan kondisi, sering gelisah, serta mudah terdistraksi. Tentu, hal tersebut akan menimbulkan masalah, seperti kesulitan di sekolah maupun di lokasi kerja.
2. Kecemasan
Kecemasan merujuk pada rasa takut akan sesuatu yang belum tentu terjadi. Perasaan tersebut dapat menimbulkan gejala fisik, seperti jantung berdetak cepat dan tubuh gemetar.
Seseorang yang mengalami kecemasan, akan mudah marah atau kesal oleh hal-hal kecil. Ketika diberi gawai, ia akan merasa lebih tenang. Jika kondisi ini terjadi terus menerus, Anda harus segera mengambil tindakan serius.
3. Depresi
Memberi diri ruang untuk mengekspresikan emosi sedih, bad mood, kesal, atau marah adalah hal yang normal.
Hal itu akan menjadi tidak normal apabila emosi negatif tersebut berlangsung terus-menerus hingga mengubah perilaku anak. Pada akhirnya, Anak bisa mengalami depresi.
Bahaya Kecanduan Gawai Menurut Dokter
Penggunaan gawai berlebihan dianggap menjadi salah satu penyebab gangguan mental ini. Misalnya, seseorang mudah marah dan kesal saat kuota internet atau baterai gawai habis.
Direktur Umum Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr Idrem Ildrem Ismail Lubis menyebutkan ketergantungan pada gawai memiliki mental yang tergolong tidak sehat.
Ismail mengatakan kecendrungan tersebut didominasi oleh generasi muda yang sangat mempengaruhi bagi kesehatan jiwa mereka.
“Dalam Memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Kami mengajak generasi muda melakukan pemeriksaan kesehatan jiwa sejak dini,” ujarnya.
Menurut Ismail, pemeriksan dini sangat penting dilakukan agar masyarakat mengetahui kondisi mental mereka apakah mengalami gangguan atau tidak.
“Gangguan mental, bisa dilihat dari sejumlah gejala-gejalanya, seperti susah tidur, tidak fokus, sering menyendiri, cemas berlebihan, dan curiga berlebih,” pungkasnya. (ist/kee)
